Selasa, 14 Agustus 2018

Pembalokan Sebagai Proses Kenaikan Tingkat Taruna

Apa yang terlintas dalam pikiran kalian ketika mendengar kata PEMBALOKAN? Seru, menakutkan, menegangkan, menyenangkan atau menantangkah? Dan bagaimana rasanya kalian saat mengikuti Pembalokan? Serta seberapa pentingnya proses Pembalokan bagi kalian Taruna dan Taruni Sekolah Pelayaran Niaga SMK Negeri 1 Kalipuro?

Pembalokan Tingkat III Angkatan V Tahun 2017
Istilah Pembalokan diambil dari simbolis bertambahnya balok di evolet seorang Taruna. Pembalokan menjadi salah satu prosesi yang wajib diikuti oleh seluruh Taruna sebagai tanda kelayakan kenaikan tingkat. Selama kegiatan Pembalokan, seorang taruna akan "diuji" fisik dan mentalnya yang dituangkan dalam berbagai kegiatan selama satu hari penuh.

Di sisi lain, Pembalokan dimaksudkan untuk menanamkan jiwa patriotisme dan nasionalisme pada Taruna; membentuk karakter Taruna menjadi seorang yang disiplin tinggi dan bermental baik; dan sebagai sarana penanaman jiwa persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan jiwa kepemimpinan.

Medali Perunggu berhasil diraih Wahyu Firmansyah (XI TKN) dalam Kejurprov Anggar 2018

Kejuaraan Anggar Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 digelar di Kabupaten Malang. Resmi dibuka oleh Ketua Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Provinsi Jawa Timur pada 26 Juli 2018 pukul 15.00 WIB. Bertempat di GOR Divisi Infanteri 2 Komando Strategi Angkatan Darat.

Wahyu Firmansyah - sehari-hari bertugas sebagai Asisten Logistik
Sejumlah 328 Atlet Anggar dari kabupaten dan kota Se-Jawa Timur memperebutkan 3 nomor individu, terdiri dari Saber (Sabel), Foil (Floret), Epee (Degen) dan 1 nomor beregu. Kontingan Kabupaten Banyuwangi mengirimkan 17 Atlet, salah satunya Wahyu Firmansyah, Taruna SMK Negeri 1 Kalipuro dari Kelas XI TKN. Wahyu Firmansyah bertanding pada kelas Epee (Degen), memperebutkan medali dengan perwakilan kontingan kota/kabupaten lain.

13 Taruna dan 5 Taruni Menjadi Tim Paskibra Kecamatan Kalipuro

Selasa, 17 Juli 2018 - Seleksi Paskibra Kecamatan Kalipuro meloloskan 18 wakil dari Semakapura

Sekelompok orang datang memasuki kampus SMK Negeri 1 Kalipuro. Dengan badan tegap, pakaian rapi mereka memasuki plasa yang menjadi kebanggaan Taruna Semakapura. Mereka adalah Tim Penyeleksi Paskibra Kecamatan Kalipuro. Terdiri dari perwakilan Kecamatan, Koramil Kalipuro dan Polsek Kalipuro. Khusus seleksi tahun 2018 ini, Tim Penyeleksi datang ke sekolah menengah atas di wilayah Kecamatan Kalipuro.

Kamis, 19 April 2018

Sekolah Pelayaran Mahal?

Suka tidak suka, mau tidak mau, sebagai guru yang mengabdi di sekolah pelayaran niaga, pasti pernah bahkan sering mendapatkan pertanyaan “sekolah pelayaran itu mahal ya?” Pertanyaan tersebut atau yang sejenisnya terlontar dari para orang tua calon peserta didik baru yang mengantarkan putra atau putrinya mencari informasi di sekolah. Mau dijawab “tidak” tapi faktanya memang cukup menguras dompet. Mau dibilang “iya” tapi relatif dan memang di sekolah pelayaran manapun akan sama.

Jawaban terbaik yang bisa diberikan tidak ada di kamus maupun di “mbah google”.

Ibarat kita akan mengendarai sepeda motor di jalan raya, kita harus memiliki surat izin mengemudi (SIM C), membawa surat tanda nomor kendaraan (STNK) sesuai dengan motor yang dikendarai. Menggunakan helm dan yang terpenting memiliki skill atau keterampilan dalam mengendarai sepeda motor.

Pada prinsipnya, seseorang yang ingin menjadi pelaut, harus memiliki dan memenuhi beberapa persyaratan mutlak.

Buku pelaut menjadi persyaratan mutlak yang pertama. Calon pelaut juga wajib memiliki sertifikat keterampilan seperti Basic Safety Training (BST), Advance Fire Fighting (AFF), Survival Craft & Rescue Boats (SCRB), Medical First Aid (MFA), Medical Care (MC).

Nah inilah yang memberikan kesan bahwa sekolah pelayaran itu mahal. Untuk mendapatkan empat sertifikat keterampilan, sementara ini, khususnya SMK Negeri 1 Kalipuro bekerja sama dengan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Setiap tahun, Taruna diberangkatkan ke PIP Semarang untuk menempuh sertifikat tersebut.
Sederhananya, pengambilan sertifikat tersebut ditempuh dalam waktu 20 s/d 30 hari. Katakanlah biaya empat sertifkat tersebut mencapai dua juta rupiah. Biaya transportasi menggunakan Bus sewaan juga cukup lumayan, karena tidak mungkin kita ke Semarang mengendarai sepeda motor. Selama berada di Semarang, pihak sekolah akan mengkoordinir rumah tinggal sementara atau rumah kos, yang tidak semurah di Banyuwangi. Dan tentu saja, pihak sekolah juga mengkoordinir keperluan konsumsi setiap harinya.

Jadi kira-kira dapat dihitung sendiri, biaya pengambilan 4 sertifkat pertama yang dilakukan di Semarang serta biaya hidup selama satu bulan di kota besar tersebut.

Tidak ada yang mahal dari sebuah usaha menyiapkan masa depan yang cerah. Karena mahal hanya terjadi ketika kita sekarang tak menyiapkan apapun.

Sabtu, 24 Februari 2018

Sang Pengabdi Sejati

Tak ada angin, tak ada hujan
tak ada badai pula
Jadwal mengajar pun tak ada
Tidak seperti biasanya
Sosok gempal berkacamata
Terlihat menikmati secangkir kopi
di salah satu sudut kantin
Duduk di satu-satunya kursi
yang menghadap ke sebelah barat

Memang berkaos Poliwangi
Didapatkan saat menjadi Tim Pelatih
dalam Kegiatan Pengenalan Lingkungan Kampus

Tetapi dapat dipastikan bahwa separuh jiwanya
Berisi tentang kita, Semakapura Jaya,
Bahwa setiap detak jantungnya selalu memompa semangat kita
Bahwa di setiap hela nafasnya menjadi nafas kedisiplinan kita
Bahwa setiap detik waktunya tak pernah tanpa Semakapura
Bahwa seluruh jiwa raganya telah dikorbankan
Demi berkembangnya layar Kapal Semakapura 
Mengarungi luasnya samudra dengan gagah perkasa

Derap tegak langkahnya terpancar wibawa
Tatap tajam matanya percikan ketegasan
Gelegar dalam suaranya membakar kesunyian
Beribu kata-kata indahnya kunci kesuksesan

Pengabdi Sejati datang dari hati
Pengabdi Sejati tak harap dipuji
Pengabdi Sejati sumber inspirasi
Dan Pengabdi Sejati takkan pernah mati



Angkatan V? Unik Luar Biasa

Sepertinya baru kemarin saya masuk di kelas yang ada taruna ndableg, pura-pura tidur sambil menggunakan kipas mini, badan tinggi besar, selalu duduk di pojok belakang. Ketika dilihat isi tasnya, hanya ada satu buah buku campuran, satu pulpen dan power bank. Saya tidak marah, saya tidak jengkel karna saya juga pernah sekolah, saya mencoba mengerti apa yang kalian rasakan ketika pagi-pagi sudah dilatih di lapangan, kemudian belajar di dalam kelas. Yaa, cukup menyiksa.

Satu kelas ini memang luar biasa, hanya ada 3 murid perempuan yang seakan tenggelam dengan kedigdayaan murid laki-laki dengan tampang sok sangar dan sok gagah. Saya masuk di jam ke 5 dan 6 hanya ada beberapa murid di dalam kelas. Ketika saya bertanya "mana yang lain?" Beberapa menjawab "masih istirahat makan pak". Yasudah, saya mengalah, sekali lagi karna saya juga pernah sekolah. Ketika saya cek kahadiran kalian satu-persatu, ada catatan cukup menggelikan. Murid yang sering menghilang dari kelas, ya itu itu saja, ya hanya oknum itu saja. Sampai pada akhirnya, saya mendengar istilah 5F. Ha ha ha. Lucu luar biasa, kreatif inovatif meski kurang tepat.

Kelas sebelah, terasa berbeda. Setiap saya masuk, kelas terasa lebih hening meskipun jumlah orang di dalam kelas lebih banyak daripada kelas sebelah. Tetapi justru terlihat masih banyak yang memejamkan mata di atas meja. Kalian terlihat mengantuk, bermalasan, entah karena apa. Saya mencoba bercerita tentang apa itu "Karantina" dan saya berikan beberapa gambar. Itu seketika membuat kelas bangun, beberapa oknum yang tadinya tertidur, justru aktif dan banyak bertanya, terutama kamu yang selalu memelihara kumis tipis.

Satu kelas lagi, memang saya tidak mengajar pelajaran apapun. Tapi pernah saya penasaran bagaimana rasanya masuk di kelas yang waktu itu terkenal luar biasa. Luar biasa kompaknya, satu tidur, tidur semua. Satu di kantin, yang lain ikut juga. Sampai suatu saat saya diseret oleh salah satu oknum, dia bilang "Pak, masuk kelas sini, saya ingin tahu cara bapak mengajar". Saya berpikir waktu itu bahwa anak ini lagi ngetes. Tapi saya tidak kehilangan akal. Daripada ngomong gak jelas, saya berikan beberapa games pengasah otak. Tentang mengubungkan 9 titik dengan garis yang tidak boleh terputus. Ternyata kelas yang waktu itu dicap "pemalas" juga bisa aktif, bisa mengeluarkan pendapat, berani berbicara di hadapan teman-temannya. Di akhir pembiacaraan, kalian malah meminta saya memberikan games lagi dan berharap saya sering-sering masuk kelas kalian.

Mungkin saya baper, gara-gara kemarin, untuk pertama kalinya kita berlatih untuk Upacara Wisuda kalian. Serasa baru kemarin kita mempersiapkan Wisuda Angkatan IV, dan sekarang sudah persiapan Wisuda Angkatan V. Sampai saya menungkan perasaan itu melalui tulisan ini. Saya hanya ingin kalian membaca ini dan mengingat bahwa meskipun kita berkumpul bersama tidak sampai 2 tahun, tapi benar-benar memberikan kesan, menambah warna dan melukiskan kisah yang layak untuk dikenang seumur hidup saya. 

Bravo Angkatan V Semakapura....... Kalian unik, luar biasa. 

Rabu, 21 Februari 2018

Mekanisme Percuma

Oleh Herman Bam MM
Percuma
Percuma
Percuma
Percuma
Mekanisme yang percuma
Minta terhormat tapi tidak menghormat
Mekanisme yang percuma
Minta dihormati tapi tidak menghormati
Saling tindih
Saling tikam
Saling menghardik
Saling menjatuhkan
Percuma....
Mekanisme percuma
Banyak yang percaya
Akan datangnya kematian
Namun sedikit yang mempersiapkannya
Inikah yang namanya
Mekanisme percuma.......

Taruna Semakapura Mengikuti Lomba Susur Sungai Lider Blambangan


Festival Lider Adventure Bertajuk Lomba Susur Sungai Lider Blambangan Sebagai Wujud Peduli Lingkungan 


Minggu-11 Februari 2018. Banyuwangi kini dikenal sebagai Kota Seribu Festival. Setiap tahun, berbagai macam festival digelar dalam rangkaian Peringatan Hari Jadi Banyuwangi. Mulai dari festival budaya, kuliner, adat istiadat sampai olahraga rekreasi. Dari berbagai macam festival tersebut dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke kota dengan julukan Sun Rise of Java.

Di bulan Februari ini digelar beberapa festival yang salah satunya adalah Festival Lider Adventure yang bertajuk Lomba Susur Sungai Lider Blambangan, berlokasi di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon.  Tahun 2018 ini merupakan tahun pertama digelarnya festival yang sekaligus sebagai media promosi daerah wisata Sungai Lider. 

ROADSHOW CABDIN PROVINSI JAWA TIMUR WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI

Kamis, 23 Juli 2020 – Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Negeri 1 Kalipuro mengikuti Workshop Tata Kelola Keuangan dan Administrasi...